“Hidup itu tidak adil”. Ya, mungkin pernyataan umum tersebut benar. Bagaimana tidak? Antara si kaya dan si miskin, si pandai dan si bodoh, si ‘sempurna’ dan si ‘cacat’, dan banyak lagi si si yang lainnya, bagai terpisah jurang yang dalamnya mungkin bisa untuk membangun gedung pencakar inti bumi.
Tapi di lain sisi, apa pernyataan semacam “Tuhan itu tidak adil” dapat dibenarkan juga? Tentu saja tidak. Kita mungkin sering tidak menyadari apa potensi dibalik kekurangan yang dilimpahkan Tuhan kepada kita. Kita seringkali hanya melihat kertas yang kotor oleh tinta-tinta hitam dan tanpa menyadari apa ‘background’ dari tinta-tinta hitam nan kotor tersebut. Dan sebenarnya pun tinta-tinta hitam tersebut tidak hanya bermaksud mengotori saja, mungkin juga dapat memberi corak yang dapat membuat kertas yang awalnya putih bersih tersebut terlihat lebih hidup. Ya, kita hanya sering tidak menyadari hal-hal semacam itu.
Kita kebanyakan hanya melihat sesuatu dari segi yang itu-itu saja, seringkali hanya ikut-ikutan orang lain yang mungkin juga hanya ikut-ikutan saja. Dalam bidang saya, seni, tidak akan berharga suatu karya yang hanya ikut-ikutan karya orang lain. Karya harus memiliki sesuatu yang khas yang membedakan dengan karya-karya yang lain. Walaupun karya itu mungkin tidak terlalu bagus, bahkan jelek, namun jika memiliki khas dan berbeda, otomatis orang-orang akan menganggap karya itu orisinal dan berharga. Dalam konteks ini berharga tidak hanya berarti dalam segi material.
Ya, seperti karya seni, hidup pun tidak jauh berbeda. Kita tidak akan maju apabila hanya mengikuti arus yang demikian-demikian saja. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tanpa mengikuti arus yang ada, kita tidak akan bisa apa-apa. Ya memang benar, tapi tidak selamanya juga kita harus terus-terusan hanya mengikuti arus bukan? Dari arus-arus yang kita ikuti, hendaknya kita dapat menciptakan arus baru yang lebih baik daripada arus-arus yang sudah ada. Kita harus merangkai hidup kita sendiri, tidak bergantung pada hal-hal mayoritas yang mungkin monoton, serta tidak stuck oleh keterbatasan yang kita miliki. Kita harus bisa mengubah anggapan bahwa rintangan hanyalah tantangan, dan beban justru merupakan motivasi.
Jadi, to create our own life is need a different thought and different ways. Sedikit pergeseran perspektif umum dapat menciptakan hal baru yang mungkin dapat sesuai dan memang sesuai bagi kita pribadi.
“Life is unfair, but God is. People just didn’t realize it.”
No comments:
Post a Comment